LAPORAN
PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA,
CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)
Nam : Desi Nurlaela Fani
NIM : 1413163063
Kelompok : 2
Fakultas / Jurusan : Tarbiyah / Biologi
Kelas/Semester : Biologi C / Semester 4
Asprak : 1. Ali Nurdin
2.
Nina Maulidiana
KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)
A. TUJUAN
1.
Menemukan
ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divivsi Pinophyta.
2.
Membedakan
ciri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta.
B. LANDASAN TEORI
Pinophyta merupakan kelompok tumbuhan
yang mempunyai kekhasan bijinya yang tidak tertutup. Berbeda dengan
Magnoliopyta, tumbuhan yang termasuk ke dalam Pinophyta bijinya tidak tumbuh di
jaringan bakal buah. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus
jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya akan menembus
jaringan ovul.
Pada Magnoliophyta, serbuk sari akan hinggap pada bagian
kepala putik (sigma) dari putik (pistilum) tempatnya berkecambah. Buluh serbuk
akan menembus jaringan-jaringan lain sebelum akhirnya memasuki jaringan ovul.
Secara khusus, Jones & Luchsinger (1987:278)
mengungkapkan perbedaan pinophyta dengan magnoliophyta dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Fertilisasi tunggal
2. Xilem tidak mempunyai pembuluh trachea
3. Floem tidak mempunyai sel pengantar
4. Gametofit betina ada yang terdiri dari
banyak sel atau nukleus
5. Gametofit betina mempunyai arkegonium,
kecuali Gnetum dan Welwitschia
6. Sebagian besar merupakan tumbuhan
berkayu.
Pinophyta mempunyai 500 atau lebih spesies yang terdiri
dari 61 genus dan 9 atau 11 famili.
Divisi Pinophytadi daerah tropis ada tiga
kelas, yaitu Cucadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Sedangkan Ginkopsida
ditemukan di daerah subtropis. Cycadopsida diwakili oeh ordo Cycadales,
familinya Cycadaceae dan Zamiaceae. Coniferopsida dengan ordonya Coniferales
dengan beberapa famili yaitu Pinaceae, Araucariceae, dan Cupresaceae.
Gnetopsida diwakili oleh Gnetales, Effedraceae, dan Welwitsiaceae.
Tumbuhan yang masuk ke dalam pinophyta
mempunyai peran penting secara ekonomi, menarik secara biologi, dan familier
diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan pinophyta banyak yang dimanfaatkan
kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain
itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi
dari abrasi, hutan rekreasi, dan meruakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi
kedua. Para ahli biologi tertarik dengan ttumbuhan pinophyta tersebut karena
tumbuhan ini mempunyai keragaman bentuk dan struktur, pola distribusinya dari
dulu sampai sekarang, dan fosilnya relativ lengkap terdokumentasikan.
C. ALAT DAN BAHAN
· Alat:
1.
Alat Tulis
· Bahan:
1. Family Cycadaceae : Cycas
rumphii (Pakis Haji)
2. Famili Pinaceae : Pinus merkusii (Pinus)
3. Famiy Gnetaceae : Gnetum gnemon
(Melinjo)
D. PROSEDUR KERJA
1.
Alat dan bahan dipersiapkan
terlebih dahulu.
2.
Spesimen
tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi
penampang melinttangnya diperhatikan dan diamati.
3.
Daunnya dalam hal filotaksis, komposisi,
pertulangan, bentuk dan tepi daunnya di amati.
4.
Reproduksinya
diamati dan dibandingkan, yaitu: letak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan
tersebut.
5.
Letak dan
bentuk makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut diamati dan
dibandingkan.
6.
Bagian-bagian
tumbuhan digambar, yaitu: percabangan tumbuhan, strobilus jantan dan betina,
makrosporofil dan mikrosporofil dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan
tersebut.
E. HASIL PENGAMATAN
F. PEMBAHASAN
Berdasarkan teori, Divisi Pinophyta
memiliki biji yang terbuka. Biji tersebut merupakan alat kelamin tumbuhan yang
di dalamnya memiliki sel kelamin. Jika pada Magnoliophyta tersimpan dalam bakal
biji pada bunga, sedangkan pada Pinopyta berupa strobilus. Spesimen yang
diamati pada praktikum botani phanerogamae dari divisi pinophyta yaitu Cycas rumphii (pakis haji), Gnetum gnemon (melinjo), dan Pinus merkusii (pinus). Pada setiap
spesimen tersebut, bagian yang diamati yaitu meliputi ciri-ciri umum dari
batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil, hingga distribusi seks
dari setiap spesimen tersebut. Masing-masing spesimen yang telah diamati
ternyata memiliki kekhasan tersendiri.
Kingdom : Plantae
Divisio : Pinophyta
Classis :
Cycadopsida
Ordo :
Cycadales
Family :
Cycadaceae
Genus : Cycas
Species : Cycas rumphii
Cycas rumphii dilihat berdasarkan batangnya pada saat pengamatan terlihat
memiliki habitus pohon termasuk
herba karena batang berbentuk pendek, menggembung dan tidak berkayu. Permukaan dari batang Cycas rumpii yakni kasar dan berwarna
coklat. Terlihat berjenis monopodial karena sumbu utama batang
dari bawah hingga atas terlihat jelas. Kemudian segi penampangnya terlihat
bulat.
Daun Cycas rumphii terlihat berjenis daun
majemuk. Kemudian pada pertulangan daunnya terlihat sejajar dengan ibu tulang daun yang
terlihat jelas berwarna putih membelah daun menjadi dua bagian. Daun Cycas rumphii bagian tepinya terlihat rata dengan bentuk daunnya yang memanjang atau berbentuk pita dan letak daun atau filotaksisnya berhadapan. Warna daunnya hijau
tentunya dan tebal.
Cycas rumphii yang diamati
berjenis kelamin betina, karena berdasarkan teori pada gambar yang ada di buku,
memperlihatkan bahwa strobilus yang bentuk strobilus yang terlihat, meskipun strobilus yang diamati
masih belum berkembang (masih kecil) namun sudah dapat dipastikan jika jenis
kelamin Cycas rumpii betina, karena
bentuk strobilus ujungnya runcing dengan sisi kanan dan kiri berlekuk namun masih menguncup dengan perletakan strobilus aksilar.
Makrosporofil pada Cycas rumphii
terdapat pada bulatan-bulatan hijau dibagian strobilus, namun karena strobilus belum
berkembang, maka diambil secara umum makrosporofil berjumlah banyak dan
terletak di tengah. Sedangkan strobilus jantan berdasarkan teori terdapat
pada bagian terminal (ujung), namun strobilus jantan tidak dapat diamati secara langsung karena ketersediaan
spesimen Cycas rumphii jantan tidak ada.
Namun dapat diketahui secara teori, Cycas
rumphii jantan terdapat di tengah tumbuhan tersebut dan bentuknya seperti
kerucut dam menggembung, jika dilihat dari
gambar, strobilus jantan mirip dengan buah nanas. Distribusi seks Cycas
rumphii adalah dioecious karena pada saat pengambilan strobilus pada satu
tumbuhan hanya ditemukan strobilus berjenis betina saja. Sedangkan pada jantan
terdapat pada tumbuhan yang lain, atau bisa dikatakan bahwa dalam satu tumbuhan
hanya memiliki salah satu jenis kelamin saja. Berikut ini gambar strobilus Cycas rumphii betina yang telah diamati:
Spesimen yang
diamat setelah Cycas rumphii adalah Gnetum gnemon atau biasa dikenal dengan
nama lokal Melinjo. Gnetum gnemon
tergolong ke dalam kelas gnetopsida, berikut ini merupakan klasifikasinya:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Pinophyta
Classis :
Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Family :
Gnetaceae
Genus :
Gnetum
Species : Gnetum gnemon
Gnetum gnemon dilihat berdasarkan batangnya pada saat pengamatan terlihat
memiliki habitus pohon termasuk
pohon karena batang berkayu, keras, panjang dan dapat tumbuh tinggi. Permukaan
dari batang Gnetum gnemon yakni kasar dan berwarna abu-abu
sampai coklat. Terlihat berjenis simpodial karena sumbu batangnya dari pangkal
hingga ujung tidak terlihat jelas. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat.
Daun Gnetum gnemon terlihat berjenis daun tunggal. Kemudian pada
pertulangan daunnya terlihat menyirip. Daun Gnetum gnemon bagian tepinya terlihat
rata atau akuminatus dengan bentuk daunnya yang bulat telur lonjong (oval), letak
daun atau filotaksisnya berhadapan dan ujung daun akuminatus. Warna daunnya hijau
tentunya lebih lebar dari daun Cycas
rumpii.
Bentuk strobilusn Gnetum gnemon jantan dengan betina sangat berbeda. Pada betina,
terlihat membulat besar dan berbentuk lonjong serta berwarna biasanya hijau, merah atau orange. Strobilus
betina inilah biasanya dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan dapat diolah
sebagai makanan ringan berupa emping melinjo. Sedangkan pada jantan,
strobilusnya berbentik bulatan kecil dan melingkari sumbu utama dari strobilus biasanya berwarna hijau. Berbeda
dengan strobilus betina, pada strobilus jantan tidak bisa dimanfaatkan untuk
dibuat jenis makanan emping melinjo, namun dapat dimanfaatkan sebagai tambahan
pelengkap pada sayur asam.
Distribusi seks Gnetum gnemon
adalah monocious karena
pada saat pengambilan strobilus pada satu tumbuhan terdapat dua strobilus
berjenis betina dan
jantan. Berikut ini adalah bentuk strobilus jantan dan betina dari Gnetum gnemon:
Spesies pinophyta yang terakhir di
amati adalah Pinus merkusii atau yang
dikenal dengan nama lokal Pinus. Pinus
merkusii sekilas mirip seperti pohon cemara, namun jika dilihat lebih
detail, antara keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Pada daun Pinus merkusii, satu daun memiliki satu
cabang, sehingga seperti terlihat terdapat dua jarum, karena bentuk daunnya
berbentuk jarum. Selain itu Pinus
merkusii permukaan daunnya halus dan tidak bersegmen. Berikut ini adalah
klasifikasi Pinus merkusii:
Kingdom : Plantae
Divisio : Pinophyta
Classis : Coniferopsida
Ordo : Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Species : Pinus merkusii
Habitus batang Pinus merkusii terlihat sangat jelas
berjenis pohon, karena berbahan kayu yang keras dan dapat tumbuh hingga tinggi sekali. Biasanya kita dapat menjumpai pohon
pinus pada daerah pegunungan. Bentuk atau segi penampang batang Pinus merkusii terlihat bulat. Pinus merkusii dari pangkal batang
hingga ujung tidak terlihat jelas
sumbu utamanya, sehingga digolongkon ke dalam jenis simpodial. Namun karena ada
kesalahan dalam pengamatan, maka hasil yang didapat berlawanan dengan teori dan
kenyataan.
Seharusnya Pinus merkusii monopodial
karena sumbu utamanya terlihat jelas.
Daun Pinus merkusii letaknya tersebar. Daun Pinus merkusii terlihat berjenis daun
majemuk karena dalam satu daun terlihat dua helaian atau bercabang. Tepi
daunnya terlihat rata dengan pertulangan pita.
Distribusi seks
Pinus merkusii yaitu monoceous,
karena dalam satu tumbuhan terdapat strobilus jantan dan betina. Pada strobilus
jantan terletak di ujung (terminal) spiral dengan mikrosporofil yang terletak
pada ujung (terminal) juga. Mikrosporofil ini terdapat di dalam strobilus dan
jumlahnya banyak. Bentuk strobilus jantan berbentuk memanjang. Sedangkan
strobilus betina terdapat di ketiak daun (aksilar) dengan makrosporofil yang
terletak di ketiak daun pula (aksilar). Jumlah makrosporofil ini berjumlah
banyak. Bentuk strobilus betina lebih membulat dan terdapat
lekukan-lekukan. Berikut ini gambar strobilus Pinus merkusii:
Gambar strobilus betina
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat dikesimpulan bahwa:
1.
Ciri-ciri
divisi pinophyta berdasarkan teori ialah berbiji terbuka. Ketiga spesimen
yang diamati tergolong
divisi pinophyta, karena
terlihat semua
bijinya terbuka.
2.
Kelas-kelas
yang terdapat pada pinophita memiliki kekhasan tersendiri dan menjadi faktor
pembeda antar masing-masing kelas. Kelas Cycadopsida memiliki daun majemuk yang
memanjang dengan distribusi seks dioecious. Sedangkan Kelas Gnetopsida memiliki
daun tunggal yang pertulangan daunnya menyirip dan distribusi seksnya dioecious. Pada kelas Coniferopsida, daunnya
majemuk dengan bentuk jarum dan distribusi seksnya monoceous.
Jawab:
1.
Ciri khusus
tumbuhan yangtermasuk Pinophyta ialah memiliki biji yang terbuka berupa
strobilus.
2.
Strobilus
jantan Cycas rumphii terdapat di
tengah dan berbentuk mengerucut. Sedangkan pada betina berlekuk-lekuk pada
sisinya seperti keris dengan bulatan hijau besar pada ketiak sisi tersebut.
3.
Strobilus Pinus merkusii jantan memanjang dan
ramping. Sedangkan betina lebih besar agak membulat, oval, dan memiliki
lekukan-lekukan.
4. Strobilus Gnetum gnemon jantan yaitu memiliki
bulatan kecil dan mengelilingi subu strobilus. Sedangkan pada betina lebih
besar dan berbentuk lonjong.
5. Perbedaannya
yaitu pada Cycadopsida memiliki daun majemuk, batangnya berjenis Monopodial dan
distribusi seksnya dioecious. Sedangkan pada Coniferopsida, memiliki daun
majemuk berbentuk jarum dengan batangnya berjenis monopodial dan distribusi
seksnya monoceous. Kemudian pada Gnetopsida, daunnya tunggal bertulang daun
menyirip, termsauk kedalam simpodial dan distribusi seksnya dioecious.
6. Pergiliran keturunan antara ketiga
tumbuahn tersebut jelas. Terdiri dari dua fase, yaitu sporofit dan gametofit.
Pada tumbuhan yang menghasilkan strobilus, tumbuhan tersebut berarti sedang
dalam fase sporofit. Sedangkan ketika tidak ditemukan strobilus, maka fase yang
sedang terjadi ialah fase gametofit. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari
dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya akan
menembus jaringan ovul. Berikut ini adal gambar pergiliran keturunannya:
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A
Neil. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John
W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Nugroho, L. Hartanto. 2005. Struktur & Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi
Tumbuhan Tinggi. Malang : UM Press.
Tim Dosen. 2015. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae.
Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, gembong. 2010. Taksonomi
tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.









Tidak ada komentar:
Posting Komentar