Jumat, 24 April 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
MAGNOLIOPHYTA
(Subclassis Magnoliidae & Subclassis Hamamelidae)





Nam                                  : Desi Nurlaela Fani
NIM                                  : 1413163063
Kelompok                        2
Fakultas / Jurusan          : Tarbiyah / Biologi
Kelas/Semester                : Biologi C / Semester 4
Asprak                             : 1. Ali Nurdin
2. Nina Maulidiana



KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015

MAGNOLIOPHYTA
(Subclassis Magnoliidae & Subclassis Hamamelidae)

I.       TUJUAN
1.      Menemukan cirri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Magnoliidae & Subclassis Hamamelidae.
2.      Menemukan cirri-ciri khusu yang termasuk pada Family-famili yang ada dalam Subclassis Magnoliidae & Subclassis Hamamelidae.

II.    LANDASAN TEORI

Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species. (Sudarsono, 2005: 20).
Kelas magnoliopsida (dicotilodenae) terdiri atas tumbuhan berkayu dan herba adanya kambium membuat anggota – anggota kelas magnoliiopsida mengalami mengalami pertumbuhan sekunder pada batang dan akarnya. Pembuluh yang teratur dan tersusun melingkar . daun dengan venasi menjala berbentuk penninervis, daun pada umumnya mempunyai tangkai dan helain daun yang melebar . bunga pada umumnya kelipatan 5 atau 4, dan jarang kelipatanya 3. embrio biji mempunyai 2 kotiledon, jarang hanya 1 ,3 dan 4 kotiledon Kelas magnoliopsida terdiri atas 6 sub kelas, yaitu : Magnoliidae, Hamamelidae, Caryophillidae, Rosidae , Asteriade (Sudarsono, 2005 : 20-22 ).

Kelas magnoliopsida (dicotilodenae) terdiri atas tumbuhan berkayu dan herba adanya kambium membuat anggota – anggota kelas magnoliiopsida mengalami mengalami pertumbuhan sekunder pada batang dan akarnya. Pembuluh yang teratur dan tersusun melingkar . daun dengan venasi menjala berbentuk penninervis, daun pada umumnya mempunyai tangkai dan helain daun yang melebar. bunga pada umumnya kelipatan 5 atau 4, dan jarang kelipatanya 3. embrio biji mempunyai 2 kotiledon, jarang hanya 1 ,3 dan 4 kotiledon Kelas magnoliopsida terdiri atas 6 sub kelas, yaitu : Magnoliidae, Hamamelidae, Dillinidae, Caryophillidae, Rosidae, Asteriade (Sudarsono, 2005 : 20-22 ).

Subkelas magnoliidae terdiri atas 8 ordo, 39 family dan jumlah anggotanya kurang lebih 12.000 species. Kedelapan ordo tersebut adalah Magnoliales, Laurales, Piperales, Aristolochiales, Illaciales, Nymphales, Ranunculales dan Papaverales. Subkelas magnoliidae memiliki karasteristik yang sangat beragam. misalnya habitusnya mulai dari pohon sampai herba. Perhiasan bunga ada yang berupa perigonium, ada yang bisa dibedakan antara kaliks dan korolla, ada juga yang tidak mempunyai perhiasan bunga, begitu juga pada karasteristika yang lain akan tetapi sub kelas magnoliidae ini mempunyai beberapa karasteristika yang menunjukan keprimitan yang umum polennya termasuk uniaperture, gynoecium apokarpnya dan berstamen banyak dalam rangkaian sentripetal. Mempunyai tipe bunga yang apocarpus, selalu polypetal atau apetal. Secara umum tumbuhan ini mempunyai perianthium yang jelas, biasanya dengan jumlah butiran serbuk sari di tengah, binucleate dan sering uniaperturate atau turunannya, ovul bitegmic, biji dengan embrio yang kecil, tetapi terkadang besar, dan tereduksi atau tanpa endosperm, kotiledon jarang lebih dari dua, tumbuhan sangat sering mengakumulasi bendylisquinoline atau aporphine alkaloid. (Asep. 2013: 6)

Classis Magnoliopsida terdiri atas enam subclassis terpilih. Adapun yang dibahas dalam praktikum ini hanya 2 dari keenam subclassis tersebut adalah sebagai berikut (Anonim. 2009):

1.      Subclassis Magnoliidae

Subclassis ini terdiri dari 8 ordo, 39 famili, dan 12.000 spesies. Habitus dari subclassis ini sangat beragam, mulai dari pohon yang berkayu sampai herba. Beberapa famili pada subclassis ini adalah Magnoliaceae, Annonaceae, Lauraceae, Piperaceae, dan Nymphaceae.

a.       Magnoliaceae

      Famili ini memiliki ciri, habitus berupa pohon dan semak, stipula besar dan kadang-kadang membentuk ochrea, memiliki banyak stamen dan ovarium yang tersusun spiral, perianthium. Contoh spesiesnya adalah Michelia champaca dan Michelia grandiflora.

b.      Annonaceae

Anggota famili ini memiliki habitus berupa pohon atau perdu. Kaliks dan korolanya berjumlah kelipatan 3 dengan kaliks tersusun dalam 2 lingkaran. Contohnya adalah Annona muricata (sirsak), Cananga odorata. Kegunaan dari beberapa anggota famili ini adalah sebagai buah-buahan.

c.       Lauraceae

Habitus berupa pohon dan perdu aromatik, memiliki bunga majemuk dengan tipe perbungaan panikula, spika, racemes, dan umbela. Contohnya adalah Persea americana (alpukat).

d.      Piperaceae

Anggota famili ini umumnya memiliki daun berbentuk jarum, batang berbuku, dan memiliki bau aromatis. Perbungaan berupa spika dengan ukuran bunga yang kecil. Contohnya adalah Piper bettle (Sirih) yang digunakan sebagai bumbu masak dan Sasaladaan (Peperomia pellucida).

e.       Nymphaceae

Famili ini terdiri atas tumbuhan air yang bergetah, terapung dalam air, dan memiliki daun tunggal. Contoh tumbuhannya adalah Nymphaea nouchali (teratai) yang merupakan tanaman hias.

2.      Subclassis Hammamelidae

Subclassis ini terdiri atas 11 ordo, 24 famili dan 3400 species, namun yang akan dibahas hanya 2 famili dari 2 ordo yang berbeda:

a.       Moraceae

Famili Moraceae termasuk pada ordo Urticales. Famili ini memiliki ciri, stipula besar, bunga bebentuk bongkol, cawan, piala. Selain itu, biasanya tumbuhan ini memiliki getah, contoh spesiesnya adalah Ficus benjamina (beringin), Ficus elastica, Artocarpus altilitis dan Artocarpus heterophyllus. Tumbuhan anggota famili ini biasanya dimanfaatkan sebagai tumbuhan peneduh dan sebagai makanan (Morus alba).

b.      Casuarinaceae

Famili Casuarinaceae merupakan anggota ordo Casuarinales. Ciri-ciri famili ini adalah daun termodifikasi seperti sisik, daunnya tersusun secara berkarang, bunga uniseksual, dan memiliki biji yang bersayap. Contoh tumbuhannya adalah Casuarina equisetifolia (cemara laut).

III. ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
1.      Alat tulis
B.     Bahan
1. Family Magnoliaceae: Michelia champaca (cempaka kuning)
2. Family Piperceae: Piper battle (daun sirih)
3. Family Nhymphaeaceeae: Nymphaea stellata (teratai bunga mawar)
4. Family Lauraceae: Porsea americana (alpukat)
5. Family Moracee: Artocarpus heterophyllus (nangka)

IV. PROSEDUR KERJA
1. Spesimen tumbuhan yang ada dalam hal hibitus, pola percabangan, dan bentuk atau segi penampang melintangnya diamati
2. Daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepi daunnya diamati
3. Diamati dan dibandingkan alat reproduksinya.
4. Diamati dan dibandingkan letak dan bentuk bunga 
5. Bagian-bagian dari tumbuhan digambar secara lengkap














VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati adanya kekhasan pada setiap spesies yang dijadikan objek praktikum dan mengamati perbedaan dari ketiga spesies tersebut. Spesies yang dijadikan objek praktikum diantaranya adalah Michelia champaca (cempaka kuning), Piper battle (daun sirih), Nymphaea stellata (teratai bunga mawar), Porsea americana (alpukat), Artocarpus heterophyllus (nangka)
1.      Michelia champaca  (cempaka kuning)
Michelia champaca atau dakam bahasa lokalnya adalah cempaka kuning ini termasuk ke dalam salah satu spesies dari ordo magnoliales dan family magnoliaceae.
secara morfologi bentuk perawakan atau habitus spesies ini adalah pohon, karena batangnya berkayu dengan pola percabangan simpodial yaitu batang pokok sulit untuk ditemukan (Tjitrosoepomo, 1985: 86). Cempaka kuning ini memiliki bentuk penampang yang bulat.
Daun pada cempaka kuning adalah daun tunggal, dengan filotaksisnya adalah tersebar. Daun yang terdapat pada spesies ini memiliki bentuk bulat telur lonjong dengan pertulangan daun menyirip, tepi daun rata, ujung daun yang meruncing serta pangkal daun yang membulat dan tumpul.
Macam bunga pada bunga cempaka ini adalah bungan tunggal, berwarna kuning muda, berbau harum dan berukuran sedang. Bentuk karangan bunganya adalah simosa dan memiliki simetri bunga aktinomorf. Aktimorf merupakan jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk tiap bidangnya. (Tjitrosoepomo, 1985: 148). Cempaka kuning ini memiliki tenda bunga yang berwarna kuning dengan bentuk memanjang. Cempaka kuning dikatakan memiliki tenda bunga karena sulit uuntuk membedakan antara kelopak dan mahkota bunganya. Cempaka kuning termasuk pada tumbuhan berumah satu karena pada satu individu terdapat 2 kelamin yakni kelamin jantan dan kelamin betina. Letak benangsari yaitu melindungi putik dan letak putik ada ditengah.
Cempaka kuning memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah daun berkhasiat sebagai obat rematik. Kulit batang digunakan sebagai ramuan penambah nafsu makan. Bunga berkhasiat sebagai obat keputihan dan kencing nanah. Kayunya dapat digunakan sebagai campuran pada jamu atau digunakan untuk wewangian rambut atau diramu bersama bahan lain untuk dijadikan parfum (Anonim. 2012).
Berikut klasifikasi cempaka kuning:
cempaka bunga.jpgRegnum                 : Plantae
Divisi                     : Magnoliophyta
Class                      : Magnoliopsida
Sub Classis            : Magnoliidae
Ordo                      : Magnoliales
Familia                  : Magnoliaceae
Genus                    : Michelia
Spesies                  : Michelia champaca

2.      Piper battle  (sirih)
Piper battle  atau dalam bahasa lokalnya adalah daun sirih ini termasuk ke dalam salah satu spesies dari ordo piperales dan family piperaceae.
Secara morfologi bentuk perawakan atau habitus spesies ini adalah herba, karena batangnya tidak berkayu dengan pola percabangan monopodial yaitu batang utama terlihat jelas (Tjitrosoepomo, 1985: 85). Daun sirih memiliki bentuk penampang yang bulat.
Daun pada daun sirih adalah daun tunggal, dengan filotaksisnya adalah distikha (zigzag). Daun yang terdapat pada spesies ini memiliki bentuk koidatus (jantung) dengan pertulangan daun melengkung, tepi daun rata, ujung daun kusphidatus serta pangkal daun yang berlekuk.
Bunga pada daun sirih tersusun dalam bunga majemuk yang disebut bunga lada (amentum), masing-masing kecil tanpa hiasan bunga. Tanaman in termasuk pada tanaman berkelamin tunggal atau banci (monoceous) dengan jenis kelamin biseksual dimana calyx atau corolla tanpa perhiasan, stema lepas, pistiluk (karpel) bersatu, ovarium superum. Simetri bunga pada spesies ini adalah zygomorf
Daun sirih biasanya dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Berikut klasifikasi sirih:
sirih daun.jpgRegnum                 : Plantae
Divisi                     : Magnoliophyta
Class                      : Magnoliopsida
Sub Classis            : Magnoliidae
Ordo                      : Piperales
Familia                  : Piperaceae
Genus                    : Piper
Spesies                  : Piper battle

3.      Nymphaea stellata (teratai)
Nymphaea stellata  atau dalam bahasa lokalnya adalah teratai ini termasuk ke dalam salah satu spesies dari ordo Nimphales dan family Nimphaceae.
Secara morfologi bentuk perawakan atau habitus spesies ini adalah herba, karena batangnya tidak berkayu dengan pola percabangan simpodial yaitu batang pokok sulit untuk ditemukan. teratai ini memiliki bentuk penampang yang bulat.
Daun pada teratai adalah daun tunggal, dengan filotaksisnya adalah roset akar. Daun yang terdapat pada spesies ini memiliki bentuk remiformes dengan pertulangan daun menjari, tepi daun dentatus, ujung daun rotundatus serta pangkal daun sagitatus.
Macam bunga pada bunga teratai ini adalah bungan tunggal, berwarna merah muda, berukuran besar dan memiliki banyak mahkota bunga. Bentuk karangan bunganya adalah simosa dan memiliki simetri bunga aktinomorf. Teratai ini memiliki mahkota bunga yang berwarna merah muda yang terdiri dari 22 helai dan kelopak yang berwarna hijau berjumlah 4 helai. Teratai termasuk pada tumbuhan berumah satu karena pada satu individu terdapat 2 kelamin yakni kelamin jantan dan kelamin betina. Letak benang sari yaitu diatas berjumlah banyak berwarna merah dan letak putik ada dibawah benang sari berwarna putih berjumlah 1 buah.
Berikut klasifikasi teratai:
IMG_20150410_093343.jpgRegnum           : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Classis      : Magnoliidae
Ordo                : Nymphales
Familia            : Nymphaceae
Genus              : Nymphaea
Spesies            : Nymphaea stellata

4.      Porsea americana  (alpukat)
Porsea americana   atau dalam bahasa lokalnya adalah alpukat ini termasuk ke dalam salah satu spesies dari ordo Laurales dan family Lauraceae.
Secara morfologi bentuk perawakan atau habitus spesies ini adalah pohon, karena batangnya berkayu dengan pola percabangan simpodial yaitu batang pokok sulit untuk ditemukan. Alpukat ini memiliki bentuk penampang yang bulat.
Daun pada alpukat adalah daun majemuk, dengan filotaksisnya adalah tersebar. Daun yang terdapat pada spesies ini memiliki bentuk lonjong dengan pertulangan daun menyirip, tepi daun rata, ujung daun akuminatus serta pangkal daun obrusus.
Karena yang diamati pada alpukat hanya daunnya saja, maka bentuk bunga dan lain sebagainya tidak didapat data.
IMG_20150410_093754.jpgManfaat yang terdapat pada alpukat diantaranya adalah daun alpukat di manfaatkan oleh masyarakat untuk peluruh air seni dan pengobatan kencing batu (batu ginjal). Daun alpukat memiliki kandungan berupa saponin, polifenol, flavonoid dan alkaloid (Sudarso dkk. 2002).
Berikut klasifikasi alpukat:
Regnum           : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Classis      : Magnoliidae
Ordo                : Laurales
Familia            : Lauraceae
Genus              : Persea
Spesies            : Persea Americana
5.      Artocarpus heterophyllus (nangka)
Artocarpus heterophyllus  atau dalam bahasa lokalnya adalah nangka ini termasuk ke dalam salah satu spesies dari ordo Magnliales dan family Magnoliaceae.
Secara morfologi bentuk perawakan atau habitus spesies ini adalah pohon, karena batangnya berkayu dengan pola percabangan simpodial yaitu batang pokok terlihat jelas. Nangka ini memiliki bentuk penampang yang bulat.
Daun pada nangka adalah daun majemuk, dengan filotaksisnya adalah tersebar. Daun yang terdapat pada spesies ini memiliki bentuk bulat telur terbalik dengan pertulangan daun menyirip, tepi bergerigi, ujung daun mukronatus serta pangkal daun obrosus.
Macam bunga pada bunga teratai ini adalah bungan majemuk. Bentuk karangan bunganya adalah rasemosa dan memiliki simetri bunga zygomorf. Teratai termasuk pada tumbuhan berumah satu karena pada satu individu. Terdapat perhiasan bunga didalam bunganya. Bentuk dari bunganya itu adalah buah nangka. Jika kita membelah buah nangka dan kita memakan satu biji buah nangka, nah itulah satu bunga, sedangkan serabut yang tipis yang mengelulungi bunga itulah yang disebut perhiasan bunga.


Berikut klasifikasi nangka:
nangka pohon.jpgRegnum           : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Sub Classis      : Magnoliidae
Ordo                : Magnoliales
Familia            : Magnoliaceae
Genus              : Michelia
Spesies            : Michelia champaca

VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.   Magnoliidae dan Hamamelidae merupakan subkelas dari Magnoliopsida.
2.   Magnoliidae memiliki beberapa family yakni Magnoliaceae, Annonaceae, Lauraceae, Pipeaceae, Nymphaceae yang family diwakili oleh spesies-spesies seperti Michelia alba (Magnoliaceae), Persea Americana (Lauraceae), Peperomia pellucida (Piperaceae), dan Nymphaea nouchali (Nymphaceae), sementara Hamamelidae memiliki family Moraceae dan Casuarinaceae, dan spesies yang dibahas adalah Arthocarpus heterophyllus (Moraceae).
3.   Kelima family yang dibahas ini memiliki perbedaan dalam hal habitusnya, duduk daun yang dimiliknya dengan pola pertulangan daunnya, perbungaannya, keadaan kaliks/korolanya, karpel dan perlekatannya, posisi ovarium dan tipe plasentanya.
4.   Kelima family yang dibahas ini memiliki kesamaan dalam jenis kelamin tumbuhannya.
JAWABAN PERTANYAAN
1.   Ciri-ciri khusus tumbuhan Magnoliophyta adalah tumbuhan yang berkembang biak secara generatif berupa bunga.
2.    Ciri-ciri khusus bunga Magniliaceae:
a.    Bunga banci atau kelamin tunggal, aktinomorf, hiasan bunga dapat dibedakan antara kelopak dengan mahkotanya, tetapi tidak jarang terdapat tenda bunga dalam jumlah besar yang tersusun secara spiral tanpa perbedaan yang jelas antara kelopak dan mahkotanya.
b.   Benang sari banyak, tersusun spiral.
3.   Ciri-ciri secara morfologis, menyebabkan tumbuhan dimasukkan ke dalam Family Piperaceae antara lain, habitusnya semak atau perdu, daunnya tunggal, tepi daun rata, bertulang daun menyirip.
4.   Nymphaea sp. Dimasukkan ke dalam Magnoliophyta karena tumbuhan ini memiliki bunga dan fertilisasi berupa bunga.












DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.

Tjirosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Mulyani, Asep. 2013. Panduan Praktikum Bothani Phanerogame. Cirebon: Pusat Laboratorium IAIN
Anonim. 2009. Angiospermae. http://dnabio71angiospermae.blogspot.com . diakses 14 April 2015 pukul 14:30 WIB.
Anonim. 2009. Plantae dan Animalia. http://educorolla6.blogspot.com/ plantae dan animalia diakses 14 April 2015 pukul 14:45 WIB.





Selasa, 21 April 2015

LAPORAN PRAKTKUM PINOPHYTA (CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)





Nam                                  : Desi Nurlaela Fani
NIM                                  : 1413163063
Kelompok                        2
Fakultas / Jurusan          : Tarbiyah / Biologi
Kelas/Semester                : Biologi C / Semester 4
Asprak                             : 1. Ali Nurdin
2. Nina Maulidiana



KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015

PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)

A.  TUJUAN
1.    Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divivsi Pinophyta.
2.    Membedakan ciri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta.

B.  LANDASAN TEORI
Pinophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai kekhasan bijinya yang tidak tertutup. Berbeda dengan Magnoliopyta, tumbuhan yang termasuk ke dalam Pinophyta bijinya tidak tumbuh di jaringan bakal buah. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya akan menembus jaringan ovul.
Pada Magnoliophyta, serbuk sari akan hinggap pada bagian kepala putik (sigma) dari putik (pistilum) tempatnya berkecambah. Buluh serbuk akan menembus jaringan-jaringan lain sebelum akhirnya memasuki jaringan ovul.
Secara khusus, Jones & Luchsinger (1987:278) mengungkapkan perbedaan pinophyta dengan magnoliophyta dapat digambarkan sebagai berikut:
1.    Fertilisasi tunggal
2.    Xilem tidak mempunyai pembuluh trachea
3.    Floem tidak mempunyai sel pengantar
4.    Gametofit betina ada yang terdiri dari banyak sel atau nukleus
5.    Gametofit betina mempunyai arkegonium, kecuali Gnetum dan Welwitschia
6.    Sebagian besar merupakan tumbuhan berkayu.
Pinophyta mempunyai 500 atau lebih spesies yang terdiri dari 61 genus dan 9 atau 11 famili.
Divisi Pinophytadi daerah tropis ada tiga kelas, yaitu Cucadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Sedangkan Ginkopsida ditemukan di daerah subtropis. Cycadopsida diwakili oeh ordo Cycadales, familinya Cycadaceae dan Zamiaceae. Coniferopsida dengan ordonya Coniferales dengan beberapa famili yaitu Pinaceae, Araucariceae, dan Cupresaceae. Gnetopsida diwakili oleh Gnetales, Effedraceae, dan Welwitsiaceae.
Tumbuhan yang masuk ke dalam pinophyta mempunyai peran penting secara ekonomi, menarik secara biologi, dan familier diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan meruakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik dengan ttumbuhan pinophyta tersebut karena tumbuhan ini mempunyai keragaman bentuk dan struktur, pola distribusinya dari dulu sampai sekarang, dan fosilnya relativ lengkap terdokumentasikan.

C.  ALAT DAN BAHAN
·      Alat:
1.    Alat Tulis

·      Bahan:
1.    Family Cycadaceae       : Cycas rumphii (Pakis Haji)
2.    Famili Pinaceae : Pinus merkusii (Pinus)
3.    Famiy Gnetaceae           : Gnetum gnemon (Melinjo)

D.  PROSEDUR KERJA
1.    Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
2.    Spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melinttangnya diperhatikan dan diamati.
3.     Daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepi daunnya di amati.
4.    Reproduksinya diamati dan dibandingkan, yaitu: letak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan tersebut.
5.    Letak dan bentuk makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut diamati dan dibandingkan.
6.    Bagian-bagian tumbuhan digambar, yaitu: percabangan tumbuhan, strobilus jantan dan betina, makrosporofil dan mikrosporofil dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan tersebut.

E.  HASIL PENGAMATAN






























F. PEMBAHASAN
Berdasarkan teori, Divisi Pinophyta memiliki biji yang terbuka. Biji tersebut merupakan alat kelamin tumbuhan yang di dalamnya memiliki sel kelamin. Jika pada Magnoliophyta tersimpan dalam bakal biji pada bunga, sedangkan pada Pinopyta berupa strobilus. Spesimen yang diamati pada praktikum botani phanerogamae dari divisi pinophyta yaitu Cycas rumphii (pakis haji), Gnetum gnemon (melinjo), dan Pinus merkusii (pinus). Pada setiap spesimen tersebut, bagian yang diamati yaitu meliputi ciri-ciri umum dari batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil, hingga distribusi seks dari setiap spesimen tersebut. Masing-masing spesimen yang telah diamati ternyata memiliki kekhasan tersendiri. 

Kingdom                : Plantae
Divisio                    : Pinophyta
Classis                     : Cycadopsida
Ordo                       : Cycadales
Family                     : Cycadaceae
Genus                     : Cycas
Species                    : Cycas rumphii

Cycas rumphii dilihat berdasarkan batangnya pada saat pengamatan terlihat memiliki habitus pohon termasuk herba karena batang berbentuk pendek, menggembung dan tidak  berkayu. Permukaan dari batang Cycas rumpii yakni kasar dan berwarna coklat. Terlihat berjenis monopodial karena sumbu utama batang dari bawah hingga atas terlihat jelas. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat.
Daun Cycas rumphii terlihat berjenis daun majemuk. Kemudian pada pertulangan daunnya terlihat sejajar dengan ibu tulang daun yang terlihat jelas berwarna putih membelah daun menjadi dua bagian. Daun Cycas rumphii bagian tepinya terlihat rata dengan bentuk daunnya yang memanjang atau berbentuk pita dan letak daun atau filotaksisnya berhadapan. Warna daunnya hijau tentunya dan tebal.
Cycas rumphii yang diamati berjenis kelamin betina, karena berdasarkan teori pada gambar yang ada di buku, memperlihatkan bahwa strobilus yang bentuk strobilus yang terlihat, meskipun strobilus yang diamati masih belum berkembang (masih kecil) namun sudah dapat dipastikan jika jenis kelamin Cycas rumpii betina, karena bentuk strobilus ujungnya runcing dengan sisi kanan dan kiri berlekuk namun masih menguncup dengan perletakan strobilus aksilar. Makrosporofil pada Cycas rumphii terdapat pada bulatan-bulatan hijau dibagian strobilus, namun karena strobilus belum berkembang, maka diambil secara umum makrosporofil berjumlah banyak dan terletak di tengah. Sedangkan strobilus jantan berdasarkan teori terdapat pada bagian terminal (ujung), namun strobilus jantan tidak dapat diamati secara langsung karena ketersediaan spesimen Cycas rumphii jantan tidak ada. Namun dapat diketahui secara teori, Cycas rumphii jantan terdapat di tengah tumbuhan tersebut dan bentuknya seperti kerucut dam menggembung, jika dilihat dari gambar, strobilus jantan mirip dengan buah nanas. Distribusi seks Cycas rumphii adalah dioecious karena pada saat pengambilan strobilus pada satu tumbuhan hanya ditemukan strobilus berjenis betina saja. Sedangkan pada jantan terdapat pada tumbuhan yang lain, atau bisa dikatakan bahwa dalam satu tumbuhan hanya memiliki salah satu jenis kelamin saja. Berikut ini gambar strobilus Cycas rumphii betina yang telah diamati:


Spesimen yang diamat setelah Cycas rumphii adalah Gnetum gnemon atau biasa dikenal dengan nama lokal Melinjo. Gnetum gnemon tergolong ke dalam kelas gnetopsida, berikut ini merupakan klasifikasinya: 
Kingdom                   : Plantae
Divisio                      : Pinophyta
Classis                       : Gnetopsida
Ordo                                     : Gnetales
Family                       : Gnetaceae
Genus                        : Gnetum
Species                      : Gnetum gnemon

Gnetum gnemon dilihat berdasarkan batangnya pada saat pengamatan terlihat memiliki habitus pohon termasuk pohon karena batang berkayu, keras, panjang dan dapat tumbuh tinggi. Permukaan dari batang Gnetum gnemon yakni kasar dan berwarna abu-abu sampai coklat. Terlihat berjenis simpodial karena sumbu batangnya dari pangkal hingga ujung tidak terlihat jelas. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat.
Daun Gnetum gnemon terlihat berjenis daun tunggal. Kemudian pada pertulangan daunnya terlihat menyirip. Daun Gnetum gnemon bagian tepinya terlihat rata atau akuminatus dengan bentuk daunnya yang bulat telur lonjong (oval), letak daun atau filotaksisnya berhadapan dan ujung daun akuminatus. Warna daunnya hijau tentunya lebih lebar dari daun Cycas rumpii.
Bentuk strobilusn Gnetum gnemon jantan dengan betina sangat berbeda. Pada betina, terlihat membulat besar dan berbentuk lonjong serta berwarna biasanya hijau, merah atau orange. Strobilus betina inilah biasanya dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan dapat diolah sebagai makanan ringan berupa emping melinjo. Sedangkan pada jantan, strobilusnya berbentik bulatan kecil dan melingkari sumbu utama dari strobilus biasanya berwarna hijau. Berbeda dengan strobilus betina, pada strobilus jantan tidak bisa dimanfaatkan untuk dibuat jenis makanan emping melinjo, namun dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pelengkap pada sayur asam. Distribusi seks Gnetum gnemon adalah monocious karena pada saat pengambilan strobilus pada satu tumbuhan terdapat dua strobilus berjenis betina dan jantan. Berikut ini adalah bentuk strobilus jantan dan betina dari Gnetum gnemon:
Gambar Strobilus jantan                                 Gambar strobilus betina

Spesies pinophyta yang terakhir di amati adalah Pinus merkusii atau yang dikenal dengan nama lokal Pinus. Pinus merkusii sekilas mirip seperti pohon cemara, namun jika dilihat lebih detail, antara keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Pada daun Pinus merkusii, satu daun memiliki satu cabang, sehingga seperti terlihat terdapat dua jarum, karena bentuk daunnya berbentuk jarum. Selain itu Pinus merkusii permukaan daunnya halus dan tidak bersegmen. Berikut ini adalah klasifikasi Pinus merkusii:
Kingdom                : Plantae
Divisio                    : Pinophyta
Classis                     : Coniferopsida
Ordo                       : Pinales
Family                     : Pinaceae
Genus                     : Pinus
Species                    : Pinus merkusii

Habitus batang Pinus merkusii terlihat sangat jelas berjenis pohon, karena berbahan kayu yang keras dan dapat tumbuh hingga tinggi sekali. Biasanya kita dapat menjumpai pohon pinus pada daerah pegunungan. Bentuk atau segi penampang batang Pinus merkusii terlihat bulat. Pinus merkusii dari pangkal batang hingga ujung tidak terlihat jelas sumbu utamanya, sehingga digolongkon ke dalam jenis simpodial. Namun karena ada kesalahan dalam pengamatan, maka hasil yang didapat berlawanan dengan teori dan kenyataan. Seharusnya Pinus merkusii monopodial karena sumbu utamanya terlihat jelas.
Daun Pinus merkusii letaknya tersebar. Daun Pinus merkusii terlihat berjenis daun majemuk karena dalam satu daun terlihat dua helaian atau bercabang. Tepi daunnya terlihat rata dengan pertulangan pita.
Distribusi seks Pinus merkusii yaitu monoceous, karena dalam satu tumbuhan terdapat strobilus jantan dan betina. Pada strobilus jantan terletak di ujung (terminal) spiral dengan mikrosporofil yang terletak pada ujung (terminal) juga. Mikrosporofil ini terdapat di dalam strobilus dan jumlahnya banyak. Bentuk strobilus jantan berbentuk memanjang. Sedangkan strobilus betina terdapat di ketiak daun (aksilar) dengan makrosporofil yang terletak di ketiak daun pula (aksilar). Jumlah makrosporofil ini berjumlah banyak. Bentuk strobilus betina lebih membulat dan terdapat lekukan-lekukan. Berikut ini gambar strobilus Pinus merkusii:
Gambar strobilus betina
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat dikesimpulan bahwa:
1.    Ciri-ciri divisi pinophyta berdasarkan teori ialah berbiji terbuka. Ketiga spesimen yang diamati tergolong divisi pinophyta, karena terlihat semua bijinya terbuka.
2.     Kelas-kelas yang terdapat pada pinophita memiliki kekhasan tersendiri dan menjadi faktor pembeda antar masing-masing kelas. Kelas Cycadopsida memiliki daun majemuk yang memanjang dengan distribusi seks dioecious. Sedangkan Kelas Gnetopsida memiliki daun tunggal yang pertulangan daunnya menyirip dan distribusi seksnya  dioecious. Pada kelas Coniferopsida, daunnya majemuk dengan bentuk jarum dan distribusi seksnya monoceous.



Jawab:
1.    Ciri khusus tumbuhan yangtermasuk Pinophyta ialah memiliki biji yang terbuka berupa strobilus.
2.    Strobilus jantan Cycas rumphii terdapat di tengah dan berbentuk mengerucut. Sedangkan pada betina berlekuk-lekuk pada sisinya seperti keris dengan bulatan hijau besar pada ketiak sisi tersebut.
3.    Strobilus Pinus merkusii jantan memanjang dan ramping. Sedangkan betina lebih besar agak membulat, oval, dan memiliki lekukan-lekukan.
4.      Strobilus Gnetum gnemon jantan yaitu memiliki bulatan kecil dan mengelilingi subu strobilus. Sedangkan pada betina lebih besar dan berbentuk lonjong.
5.      Perbedaannya yaitu pada Cycadopsida memiliki daun majemuk, batangnya berjenis Monopodial dan distribusi seksnya dioecious. Sedangkan pada Coniferopsida, memiliki daun majemuk berbentuk jarum dengan batangnya berjenis monopodial dan distribusi seksnya monoceous. Kemudian pada Gnetopsida, daunnya tunggal bertulang daun menyirip, termsauk kedalam simpodial dan distribusi seksnya dioecious.
6.   Pergiliran keturunan antara ketiga tumbuahn tersebut jelas. Terdiri dari dua fase, yaitu sporofit dan gametofit. Pada tumbuhan yang menghasilkan strobilus, tumbuhan tersebut berarti sedang dalam fase sporofit. Sedangkan ketika tidak ditemukan strobilus, maka fase yang sedang terjadi ialah fase gametofit. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya akan menembus jaringan ovul. Berikut ini adal gambar pergiliran keturunannya:
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, A Neil. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Nugroho, L. Hartanto. 2005. Struktur & Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : UM Press.
Tim Dosen. 2015. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, gembong. 2010. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.